Manusia tempatnya dosa, jadi sangat tidak wajar kalau ada manusia jarang atau malah gak pernah sama sekali istighfar. Rasulullah SAW saja yang sudah dijamin masuk surga dan jauh dari dosa dan kemaksiatan, masih beristighfar 100x sehari sebagaimana tercantum dalam hadist:
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali”
(Hadis Riwayat Muslim).
Btw, kira-kira berat nggak sih istighfar 100x itu? Awalnya saya kira berat karena nggak pernah jalanin. Tapi berhubung dapat instruksi dari ustadz akhirnya terpaksa otak pun berpikir. Awalnya saya telan habis 100x istighfar setiap selesai sholat lail. Kalau ndak bangun ya habis subuh. Alhamdulillah ternyata enteng juga. Masih berat tilawah 1 juz sehari kayaknya..
Lalu sayapun mulai mikir, kenapa hal semudah ini gak bisa dijalankan ya? Apalagi waktu liqo tadi malam beberapa masih mengaku kalau belum bisa jalankan tugas enteng ini. Maka mulai deh otak diputer-puter hingga TING! nemu ide supaya kita bisa istighfar 100x sehari dengan tanpa beban sama sekali. Caranya?
Baca istighfar 10x sebelum dan sesudah sholat wajib. Gampang kan? Coba deh hitung, kalau sebelum sholat 10x dan sesudah sholat 10x berarti tiap waktu sholat kita istighfar 20x. Ada 5 waktu sholat sehingga sehari semalam kita telah istighfar 100x. Mudah banget kan?
Kalau kita rajin ke Masjid, 100x adalah angka yang sangat kecil. Ambil contoh jarak rumah saya dan mushola adalah 50 meter. Langkah kaki saya anggap aja 40cm sekali langkah. Berarti ada 125 langkah untuk berangkat dan 125 langkah untuk pulang.
Anggap aja tiap dua langkah kita istighfar 1x (saya coba satu langkah 1 istighfar jadinya terlalu cepet… hehehe). Dengan 2 langkah 1 istighfar, berarti sekali jalan ke mushola saya sudah dapat 62 istighfar. Kembali lagi 62 lagi. Udah lebih kan? Padahal itu baru 1 waktu. Gimana kalau 3 waktu aja misalnya (subuh, maghrib dan isya), maka sudah 360x kan? Nah, itu kalau rumahnya cuma berjarak 50 meter aja. Gimana kalau yang 100 meter atau lebih jauh, wah bisa buanyak banget tuh. Malah masih cukup ditambah dzikir-dzikir lainnya.
“Berlumbalah kamu untuk mendapat keampunan Tuhan kamu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya; itulah kurniaan Allah; diberikan kepada sesiapa yang dikehendaki; dan Allah mempunyai kurnia yang besar.” (Surah al-Hadid, ayat 20)
Tuh, Allah sendiri nyuruh kita berlomba-lomba memohon ampunan. Kalau orang yang jauh dari dosa standart-nya adalah 100x istighfar, kita yang tiap langkah bikin dosa mustinya harus lebih banyak lagi dong. Dan kata kyai saya dulu, tanda-tanda orang yang banyak dosa itu adalah dia sama sekali tidak merasa berdosa. Nah lho. Karena gak ngerasa berdosa, maka akhirnya males istighfar. Dan makin numpuk deh dosanya hingga kemudian memakan hatinya (naudzubillah).
Yuk, sama-sama kita belajar istighfar. Biarin deh nggak bisa khusyu’ yang penting banyak. Jangan sampai udah nggak khusyu’ dikit lagi. Kalau nggak khusyu’ tapi banyak kan mudah-mudahan ada nilai lebihnya Mudah-mudahan anda semua yang baca tulisan ini digerakkan hatinya oleh Allah untuk memperbanyak istighfar dan istiqomah dalam beristighfar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar