Senin, 14 November 2011

Sebaik-baik wanita



“Sebaik-baik wanita ialah yang
tidak memandang dan tidak
dipandang oleh lelaki.”

Aku tidak ingin dipandang cantik

oleh lelaki. Biarlah aku hanya
cantik di matamu. Apa gunanya
aku menjadi perhatian lelaki andai
murka Allah ada di situ.

Apalah gunanya aku menjadi
idaman banyak lelaki sedangkan
aku hanya bisa menjadi milikmu
seorang.

Aku tidak merasa bangga menjadi
rebutan lelaki bahkan aku merasa
terhina diperlakukan sebegitu
seolah-olah aku ini barang yang
bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi
penyebab kejatuhan seorang lelaki
yang dikecewakan lantaran terlalu
mengharapkan sesuatu yang tidak
dapat aku berikan.
Bagaimana akan kujawab di
hadapan Allah kelak andai ditanya?

Adakah itu sumbanganku kepada
manusia selama hidup di muka
bumi?

Kalau aku tidak ingin kau
memandang perempuan lain, aku
dululah yang perlu menundukkan
pandanganku. Aku harus
memperbaiki dan menghias
peribadiku karena itulah yang
dituntut oleh Allah.

Kalau aku ingin lelaki yang baik
menjadi suamiku, aku juga perlu
menjadi perempuan yang baik.

Bukankah Allah telah menjanjikan
perempuan yang baik itu untuk
lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai wanita,
aku memiliki perasaan untuk
menyayangi dan disayangi.

Namun
setiap kali perasaan itu datang,
setiap kali itulah aku mengingatkan
diriku bahwa aku perlu menjaga
perasaan itu karena ia semata-
mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang
lelaki yang bakal menjadi suamiku
untuk menerima hati dan
perasaanku yang suci. Bukan hati
yang menjadi labuhan lelaki lain.

Engkau berhak mendapat kasih
yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini
telah diuji oleh Allah saat seorang
lelaki ingin berkenalan denganku.
Aku dengan tegas menolak,
berbagai macam dalil aku
kemukakan, tetapi dia tetap tidak
berputus asa.

Aku merasa seolah-olah
kehidupanku yang tenang ini telah
dirampas dariku. Aku bertanya-
tanya adakah aku berada di tebing
kebinasaan? Aku beristigfar
memohon ampunan-Nya. Aku juga
berdoa agar Pemilik Segala Rasa
Cinta melindungi diriku dari
kejahatan.

Kehadirannya membuatku banyak
memikirkan tentang dirimu. Kau
kurasakan seolah-olah wujud
bersamaku.

Di mana saja aku berada, akal
sadarku membuat perhitungan
denganmu. Aku tahu lelaki yang
menggodaku itu bukan dirimu.
Malah aku yakin pada gerak hatiku
yang mengatakan lelaki itu bukan
teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang
cerewet dalam memilih pasangan
hidup. Siapalah diriku untuk
memilih permata sedangkan aku
hanyalah sebutir pasir yang wujud
di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan
seperti wanita yang lain, dilamar
lelaki yang bakal memimpinku ke
arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah
setampan Nabi Yusuf Alaihisalam,
juga harta seluas perbendaharaan
Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau
kekuasaan seluas kerajaan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam, yang mampu
mendebarkan hati jutaan gadis
untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang
tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti
akan menanamkan rasa kasih
dalam hatiku juga hatimu. Itu janji
Allah.

Akan tetapi, selagi kita tidak diikat
dengan ikatan yang sah, selagi itu
jangan dibazirkan perasaan itu
karena kita masih tidak
mempunyai hak untuk membuat
begitu.

Juga jangan melampaui batas yang
telah Allah tetapkan. Aku takut
perbuatan-perbuatan seperti itu
akan memberi kesan yang tidak
baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak.

Cukuplah engkau menyerahkan
seluruh dirimu pada mencari redha
Illahi.

Aku akan merasa amat bernilai
andai dapat menjadi tiang
penyangga ataupun sandaran
perjuanganmu.

Bahkan aku amat bersyukur pada
Illahi kiranya akulah yang
ditakdirkan meniup semangat
juangmu, mengulurkan tanganku
untukmu berpaut sewaktu rebah
atau tersungkur di medan yang
dijanjikan Allah dengan
kemenangan atau syahid itu.

Akan kukeringkan darah dari
lukamu dengan tanganku sendiri.
Itu impianku. Aku pasti berendam
airmata darah, andainya engkau
menyerahkan seluruh cintamu
kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah
dengan sepenuh hatimu karena
dengan mencintai Allah, kau akan
mencintaiku karena-Nya. Cinta itu
lebih abadi daripada cinta biasa.
Moga cinta itu juga yang akan
mempertemukan kita kembali di
syurga.

Seorang gadis yang membiarkan
dirinya dikerumuni, didekati,
diakrabi oleh lelaki yang bukan
muhrimnya, cukuplah dengan itu
hilang harga dirinya di hadapan
Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan
Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar